Jumat, 31 Juli 2009

Memaknai filosofi hidup

Pada saatnya tiba, handai taulan pasti akan tahu, dan mengerti apa yang mereka cari di dunia.

Tanpa disadari pun, bila kehendak menginginkannya, ya sudah pasti terjadi.

Terkadang kita selalu melemahkan arti apa yang kita miliki, bahwa sesungguhnya itu

berdampak sangat baik bagi diri kita.

Sekecil apapun yang kita punyai, tak berharga sama sekali, bila kita tidak mensyukuri apa

yang telah kita raih.

Kerap kali, kita lupa apa yang telah kita hasilkan itu sangat berarti bagi diri pribadi, apalagi buat

orang banyak.

Tak perlu dipungkiri, sekecil apapun kau mendapatkannya, terimalah dengan tangan terbuka,

bahwa semua itu karunia yang telah Dia berikan padamu.

Manusia, merasa selalu kekurangan dengan apa yang telah dimiliki, padahal kita tahu baik harta

dan semua hal yang bersifat keduniaan, hanya sementara. Ya, sementara!!!!

Saya mencoba untuk sedikit bercerita tentang seseorang yang merasa kurang pede, padahal ia

bisa membuktikannya, bahwa ia mampu.

ini ceritanya :

Ia : "Mas, aku tuh, mau tanya, tapi sebenarnya saya malu mas!!!!"

Saya : "Tak usah malu, coba cerita aja!"

(dengan sedikit gugup, ia memberanikan untuk bicara)

Ia : "Anu mas, saya mau curhat, tentang anu mas..." (sedikit canggung dengan logat

Jawanya)

Saya : "Anu apa .... "(sedikit penasaran)

Saya : "Kalau mau cerita, yang jelas dong!" (dengan nada sedikit menekan)

Ia : (Kelagapan)

Ia : "Oya mas..." (memberanikan diri)

Ia : "Gini mas, saya tuh mau tanya, saya ganteng ngak sih mas?" (dengan muka belongo ke

arahku)

Saya : (Saya bergumam dalam hati)

Saya : "Ya ampun, kiraian apaan!"

Saya : "Gini wan, kamu mesti percaya diri, kok hal seperti itu dipermasalahkan!"

Ia : "Gini mas, aku ndak tahu ya, kok tiap aku ketemu wanita, kok pada buang muka ya!"

Saya: "Kamu tahu ngak sebabnya kenapa?"

Ia : "Ya, ndak tahu toh mas!"

Saya: "Ya, gimana saya mau kasih tahu, kalau sebabnya aja kamu tidak tahu!"

Ia : "Tapi mas, temenku pernah bilang, bahwa saya tuh norak mas!"

Saya : " Nah, itu kamu tahu sendiri jawabnya!"

Ia : "oh gitu ya mas ya!" (sambil garuk kepala)

Seraya ia pergi meninggalkan diri ini.

Perlu disadari dari adegan di atas, bahwa kita terkadang tidak bisa menempatkan diri kita di

posisi di mana kita berada, maksudnya kita hidup bersosialisasi harus bisa mengikuti

perkembangan zaman, bukan berarti korban mode, tetapi kita harus menyesuaikan diri kita

dengan lingkungkan di mana kita berada.

Maka dari itu, maknailah arti hidupmu dengan sesungguhnya................