Senin, 17 Mei 2010

Renta...Statis...Atau Mudah Menyerah...

Padanan Kata Selalu Disalahartikan...
Bahwa Sebenarnya Tidak Perlu Makna Pembenaran Melakoninya...
Saat Kita Menyadari Arti Sebuah Kehadiran...
Menapikkan keberadaan Kadang Menjadikannya BEBAN SARAT...
Tak Usah Risaukan Apa Yang Bukan Menjadi Prioritas Yang Harus Dipikirkan...
Kita Selalu Terkungkung Oleh Hal Yang Semestinya Tidak Perlu Dilakukan...
Tersungkur Oleh Perilaku Dan Tabiat Kita Sendiri...

Kerentaan Jati Diri Dapat Memberikan Efek Yang Sangat Bebal...
Akselerasi Mulai Melambat...
Daya Pacu Mulai Kendor...
Tak Ada Semangat Yang Hadir Di Sana...
Seperti Kendaraan Tanpa Minyak Pelumas...
Apakah Gerangan Yang Terjadi...

Alam Pikiran Seseorang Terkadang Dibutakan Oleh Sesuatu Hal Yang Berdampak Masif...
Interaktif Pun Terasa Seperti Monolog Tanpa Riak Wajah...
Semu...Walau Terharu... Tapi Jadi Bikin Malu...
Tak Hanya Melulu Bicara Tentang Logika Yang Menjadikannya Sarat Utama...
Adakah Terbesit Asa Dari Seorang RASA Yang Selalu Menghindar Ketika Diajak Bicara?

Statis...
Tidak Selalu Mendominasi Kawan...
Apa Yang Salah?
Etika Rasanya Mudah Terabaikan Jika Kita Berhadapan Dengan Namanya Egosentris...
Ah... Muak...Teriak...Buang B**ak Dari Mulut Kita... Sumpah Serapah...
Entah Apalagi Yang Akan Dihujatkan...
Terserah Persepsi Anda...

Resesi Dalam Diri Membuat Kita Harus berpikir Ulang...
Apakah Pantas Sebagai Hamba Tuhan Mengiba Dari Rasa Takut?
Menyerah Pada Waktu Yang Tak Ada Hentinya...
Menghadirkan Sekelumit Cerita Anak Manusia Dalam Meniti Kesemuan...
Atau Entah Apa Yang Akan Ia Hadirkan Di Dalam Dimensi Kultur Dinamika Cinta...
Yang Selalu Menghakimi Diri Oleh Kata - Kata...

Senin, 03 Mei 2010

Hidup Memang Lucu, Selucu Roman Picisan


Kalau Kita Ingat Kata Lucu, Pasti Yang Ada Dalam Benak Kita, Sesuatu Hal Yang Dapat Membuat Kita Tertawa Terbahak-bahak, Lepas, Atau Sampai Kita Mengeluarkan Air Mata Betapa Lemasnya Badan Dibuatnya, Karena Gara-gara Tertawa. Badut Yang Biasa Menjadi Penghibur Adalah Bentuk Kelucuan Yang Sangat Menarik Dengan Dandanan Yang Dapat Membuat Orang Terhibur Dengan Tingkah Polahnya. Lain Halnya Yang Terjadi Di Dunia Pada Saat Ini, Terkadang Kita Menjadi Subjek Dari Kelucuan Kita Sendiri, Tanpa Disadari. Adakalanya Kepalsuan Tingkah Laku Manusia Ataupun Kemunafikan Menjadikan Suatu Hal Yang Lumrah Kala Dirinya Menjalani Kesemuan Harinya Dengan Membuat Segala Sesuatunya "Baik-baik Saja"
Pengakuan Tentang Arti Dari Sebuah Kebenaran Menjadikannya Salah Tafsir. Saya Coba Menuturkannya Lewat Dialog Dua Insan Yang Bisa Dibilang BERMAIN AMAN DI ZONA NYAMANNYA MASING-MASING

(Diceritakan Dua Orang Yang Dapat Dibilang "Berteman" terlibat Dalam Pertikaian Seru Di Beranda Belakang Halaman Kost Si Wanita, Sebut Saja Aku Adalah Si Sederhana, Lalu Si Pria, Sebut Juga Saya Adalah Si Misterius)


Aku : (Dengan Emosional) "Kamu Tau Ngak, Sudah Lama Aku Tuh Mau Bilang Sama Kamu Orang, Please Deh Jangan Ngerasa Ke-geer-an Gitu Kalau Jalan Ama Aku!" (Sambil Menghempaskan Badan Dengan Muka Yang Merah Abis Kena Sinar Mentari Siang Itu) Saya : (Terkejut, Terperangah Dan Langsung Menyambar Perkataan Si Aku Tadi "Ke-geer-an, Maksudmu? Eh, Non, Ngaca Dulu... (Sambil Berdiri Lalu Meneruskan Perkataannya) Mungkin Kamu Yang Suka Ama Aku Kali Ya? (Dengan Mimik Muka Sedikit Sinis) Aku : (Tertawa Lepas) "Hahahahaha.... (Puas Banget) " Ngak Salah Tuh Ngomong?" Saya : (Terheran) " Sekarang Saya Tanya Balik, Kamu Bisa Bilang Ke-geer-an Kalau Jalan Ama Kamu, Dari Mana? Atau Kamu Yang Bikin Cerita Bahwa Aku Yang Suka Ama Kamu, Padahal Kamu Sendiri Yang Karang Ceritanya!!! Ayo Ngaku!!!" Aku : (Membuang Muka) " Ngak Ah, Tapi Perasaanku Bilang Gt, Soalnya Waktu Kita Jalan, Pas Nyebrang Jalan Kamu Pegang Tangan Aku. Ya, Aku Ngerasa Kamu Suka Ama Aku, Kamu Perhatiaan. (Menundukkan Wajah Cantiknya) Saya : (Tersenyum Miris) " Oh Itu... Toh.... Ya, Kamu Gmn Sih, Itu Mah Wajarkan Kalau Pria Memerhatikan Dan Melindungi Wanita (Sok Bijaksana) "Kamu Jangan Mengartikan Lain Soal Hal Itu" Aku : (Hatinya Terperanjat) " Oh... Kirain... Ya, Aku Ngak Biasa Aja Kayak Gt..." (Tidak Meneruskan Kalimatnya) Saya : (Sambil Menghampiri Dan Memegang Pundak Wanita Itu)
" Sudahlah... Lupakan... Kita Kan TEMAN Ngak Baik Ribut Soal Ini. Yuks, Kita Beli Makan Dulu, Laper Nih (Seraya Menarik Tangan Wanita Itu Menuju Seberang Jalan Kostan Di Mana Tukang Mie Ayam Sudah Sigap Menunggu Pelanggannya)


(Dalam Hati Saya Menyimpan Sejuta Tanya, Pada Dasarnya Ia Sangat Ingin Menjadi Seseorang Yang Istimewa Bagi Si Aku, Ia Rela Mengorbankan Perasaannya Karena Kriteria Si Aku Yang Terlampau Di Atas Standar (Kriteria Pria Idaman) Lalu Si Aku Pun Merasa Menerima Petir Di Siang Bolong, Pada Awal Pengharapannya Bahwa Si Saya Benar2 Menyukainya, Dengan Memerhatikan Dirinya. Hidup Memang Lucu Kawan, Terkadang, Kita Sulit Untuk Jujur Pada Diri Sendiri. Tapi, Yang Perlu Kita Yakini, Pada Saatnya Tiba, Kita Akan Menyadari Akan Kebodohan Kita Sendiri Tentang Arti Sebuah PENGAKUAN)